Lampiran 1 :
MATERI AJAR
Pertemuan 1
DEFINISI DAN KARAKTERISTIK
SOFTWARE
Perangkat
keras komputer tidak akan dapat berbuat-apa tanpa adanya perangkat lunak,
teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila
intruksi-intruksi tertentu telah diberikan kepadanya, intruksi-intruksi
tersebut dinamakan dengan perangkat lunak (software). Intruksi-intruksi
perangkat lunak ditulis manusia untuk mengaktifkan fungsinya dari perangkat
keras computer.
Jadi
berdasarkan bagian-bagiannya software computer dapat dibagi menjadi:
1. Sistem Operasi/ operating system
2. Aplikasi / application program
3. Bahasa Pemprograman/ leanguage
program
4. Utilitas/utility
1. Sistem Operasi
Sistem operasi merupakan sebuah penghubung antara pengguna dari komputer dengan
perangkat keras komputer. Sebelum ada sistem operasi, orang hanya mengunakan
komputer dengan menggunakan sinyal analog dan sinyal digital. Seiring dengan
berkembangnya pengetahuan dan teknologi, pada saat ini terdapat berbagai sistem
operasi dengan keunggulan masing-masing. Untuk lebih memahami system operasi
maka sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu beberapa konsep dasar mengenai
sistem operasi itu sendiri.
Pengertian
sistem operasi secara umum ialah pengelola seluruh sumber-daya yang terdapat
pada system komputer dan menyediakan sekumpulan layanan (system calls) ke
pemakai sehingga memudahkan dan menyamankan penggunaan serta pemanfaatan
sumber-daya sistem komputer.
Secara
umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada
memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software
lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan
melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum
tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan
antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas
inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi.
Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan
“kernel” suatu Sistem Operasi.
Contoh
System Operasi
Sistem
operasi-sistem operasi utama yang digunakan komputer sistem umum (termasuk PC,
komputer personal) terbagi menjadi 3 kelompok besar:
Keluarga
Microsoft Windows - yang antara lain terdiri dari Windows Desktop Environment
(versi 1.x hingga versi 3.x), Windows 9x (Windows 95, 98, dan Windows ME), dan
Windows NT (Windows NT 3.x, Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows
Server 2003, Windows Vista, Windows 7 (Seven) yang akan dirilis pada tahun
2009, dan Windows Orient yang akan dirilis pada tahun 2014)).
Keluarga
Unix yang menggunakan antarmuka sistem operasi POSIX, seperti SCO UNIX,
keluarga BSD (Berkeley Software Distribution), GNU/Linux, MacOS/X (berbasis
kernel BSD yang dimodifikasi, dan dikenal dengan nama Darwin) dan GNU/Hurd.
Mac
OS, adalah sistem operasi untuk komputer keluaran Apple yang biasa disebut Mac
atau Macintosh. Sistem operasi yang terbaru adalah Mac OS X versi 10.4 (Tiger).
Awal tahun 2007 direncanakan peluncuran versi 10.5 (Leopard).
Sedangkan
komputer Mainframe, dan Super komputer menggunakan banyak sekali sistem operasi
yang berbeda-beda, umumnya merupakan turunan dari sistem operasi UNIX yang
dikembangkan oleh vendor seperti IBM AIX, HP/UX, dll.
Perbedaan
Windows dengan Macintosh
Kelebihan
Windows selama ini terletak pada itemnya yang friendly karena banyak digunakan
oleh para pengguna IT di seluruh dunia, sedari kecil sejak mengenal computer
kita sudah dibiasakan dengan Windows, jika hang kita juga bisa dengan mudah
memperbaikinya karena banyak ahli windows disekitar kita
Kelemahan
Windows selama ini adalah karena ia mudah diserang virus, hal ini wajar karena
ia banyak digunakan oleh para IT User jadi banyak orang sudah mengerti tentang
bahasa programnya. Ia juga tidak bisa dikembangkan secara mandiri dan harus
menunggu Microsoft, tidak ada source code-nya, disamping itu pula ia dikenal
sebagai OS yang mudah hang walau juga dikenal mudah untuk memperbaikinya,
hardware conflict adakalanya terjadi pada Windows karena ia bisa di injekkan
pada computer rakitan.
Macintosh
selama ini mempunyai kelebihan dalam kinerja pembuatan desain, musik, dan film.
Tidak bisa dibayangkan bagaimana ribetnya jika kita melakukan semua itu lewat
Windows. Macintosh hingga saat ini memang lebih banyak menunjuk pada tiga hal
tersebut. Tapi selain itu Mac juga dikenal sebagai OS yang eye catching, tidak
terjadi hardware conflict karena sudah satu paket dengan Mac OS, ia juga tidak
rentan virus.
Kelemahannya
karena keeksklusifan satu paketnya membuat kita harus mengeluarkan biaya
banyak,padahal dirumah kita sudah memiliki computer misalnya tentu kita harus
membeli computer lagi. Selain itu hampir sama dengan linux, untuk menggunakan
Mac kita juga harus belajar ekstra karena banyak system pengoperasian yang
tidak familiar bagi pengguna IT awam.
Teknologi
Sistem Operasi
Booting
Booting
adalah istilah teknologi komputer dalam bahasa inggris yang mengacu kepada
proses awal menyalakan komputer dimana semua register prosesor disetting
kosong, dan status mikroprosesor/prosesor disetting reset.
Thread
Thread
dalam ilmu komputer adalah singkatan dari “thread of execution”, didefinisikan
sebagai sekumpulan instruksi yang dapat dieksekusi secara paralel dengan thread
lainnya, dengan menggunakan metode time slice (ketika satu prosesor melakukan
perpindahan antara satu thread ke thread lainnya) atau multiprocess (ketika
thread-thread tersebut dieksekusi oleh prosesor yang berbeda dalam satu
sistem).
Device driver
Device
driver adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa inggris yang mengacu
kepada komponen perangkat lunak yang mengizinkan sebuah sistem komputer untuk
berkomunikasi dengan sebuah perangk. at keras. Sebagian besar perangkat keras,
tidak akan dapat berjalan atau sama sekali tidak dapat berjalan tanpa driver
yang cocok yang terinstal di dalam sistem operasi.
2. Aplikasi
Program
Aplikasi, seperti GL, MYOB, Payroll dll. Merupakan program yang khusus
melakukan suatu pekerjaan tertentu, seperti program gaji pada suatu perusahaan.
Maka program ini hanya digunakan oleh bagian keuangan saja tidak dapat
digunakan oleh departemen yang lain. Biasanya program aplikasi ini dibuat oleh
seorang programmer komputer sesuai dengan permintaan / kebutuhan seseorang /
lembaga/ perusahaan guna keperluan interennya.
CONTOH
PROGRAM APLIKASI UMUM
General-purpose
application program adalah software yang tidak dikaitkan dengan tugas-tugas
bisnis tertentu, melainkan memiliki tujuan penggunaan yang lebih umum dalam
pemrosesan informasi. Beberapa software yang termasuk dalam jenis ini adalah:
Spreadsheet.
Software
yang digunakan untuk mengolah informasi keuangan atau data-data dalam bentuk
tabulasi.
Data Manajemen.
Software
yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan dan memanipulasi data. Ada dua
jenis data manajemen, yaitu filing program dan database management system.
Word Processing.
Software
yang digunakan untuk mengolah teks.
Aplikas
Office
Pemroses
kata umum di gunakan untuk menggantikan tugas pengetikan yang sering di
lakukan. Selain dapat melakukan format pengetikan seperti penomoran, pengaturan
spasi, margin (jarak pinggir kertas), jenis huruf (font), pemroses kata juga
dapat melakukan proses pengecekan kata bahkan kalimat.
Excel : Program Pemroses Tabel
Pemroses
tabel biasanya di gunakan untuk melakukan perhitungan yang menggunakan tabel
(tabulasi).
Desktop Publishing.
Software
yang digunakan dalam bisnis penerbitan.
Graphics.
Software yang digunakan untuk pembuatan dan pengolahan citra, seperti diagram,
gambar, peta, fotografi, dan sebagainya.
Multimedia. Software
Yaitu
software yang menyajikan informasi dalam berbagai bentuk penampilan, seperti
teks, musik, suara, atau film. Terdapat dua jenis software multimedia, yaitu
presentation dan intercative. Penyajian informasi dalam presentation bersifat
sekwensial seperti dalam tv atau bioskop, sementara penyajian informasi dalam
interactive dalam mengikuti kehendak pemakai melalui media interaksi yang
disediakan.
• Aplikasi multimedia
Saat
ini sangat banyak dan beragam. Di katakan Multimedia karena selain penggunaan
media teks, aplikasi ini dapat memproses / menampilkan dalam bentuk yang lain
yaitu gambar, suara (gambar 3.9) dan film (gambar 3.10).
Player
Suara / Musik
Communication Software.
Komputer
seringkali saling terhubung dalam rangka untuk membagi atau mengaitkan
informasi. Untuk pertukaran informasi ini, komputer menggunakan communication
software.
• Aplikasi Internet
Perangkat
lunak yang berhubungan dengan internet sangat berkaitan dengan aplikasi
internet. Aplikasi Internet adalah protokol yang digunakan untuk berhubungan
antara satu orang atau mesin dengan pihak lain yang berjauhan. Aplikasi
internet akan menyangkut dua sisi, yaitu sisi penyedia (server) atau sisi
pengguna (client). Contoh aplikasi internet dan perangkat lunak dari sisi
pengguna yang umum di gunakan adalah :
• E-mail (Electronic mail)
E-mail
(Electronic mail), merupakan aplikasi surat menyurat di internet. Setiap orang
memiliki . Messenger nakan untuk berkomunikasi antara satu orang atau lebih
(conference), selain alamat e-mail, dan bisa saling bertukar dokumen satu sama
lain. Contoh perangkat lunaknya adalah Outlook Express
• Messenger
Messenger di gu nakan untuk berkomunikasi
antara satu orang atau lebih (conference), selain komunikasi melalu teks
(messsage), juga bisa berupa suara (voice) mapun film (webcam)
Workgroup Software. Workgroup
software atau groupware
Membantu kelompok atau team untuk bekerja sama
dengan cara menyediakan informasi yang dapat digunakan bersama melalui workflow
di dalam kelompok tersebut.
Integrated Enterprise Software.
Enterpise
software terdiri dari program-program yang mengatur operasi-operasi vital
sebuah perusahaan. Integrated enterprise software mendukung supply chain
management, human resource management, dan financial management. Software ini
kerap kali dikenal sebagai enterpise resource planning (ERP).
3. Bahasa Pemprograman/ leanguage
programan
Programming
language atau bahasa program adalah suatu bahasa ataupun suatu tatacara yang
dapat digunakan oleh manusia (programmer) untuk berkomunikasi secara langsung
dengan komputer. Jenis programming language sangatlah banyak. Tetapi secara
umum, pengertian programming language dapat dibagi menjadi dua, yaitu Low Level
Language dan High Level Language.
Low level language
adalah
suatu bahasa program atau suatu tatacara yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan komputer. Dalam hal ini tatacara yang digunakan masih
ber-orientasi dengan mesin, dikarenakan itu low level language juga disebut
sebagai bahasa mesin.
Untuk
menggunakan bahasa ini, programmer harus menuliskan instruksi untuk setiap
instruksi secara jelas dan teliti. Setiap program dan data yang ditulis, harus
ditentukan pula address dimana data dan program akan disimpan. Programmer juga
harus mengetahui lokasi setiap indikator ataupun register dan program untuk
seluruh fungsinya.
Satu-satunya
simbol yang tersedia untuk mengkomunikasikan tindakan yang dilakukan dan
meng-identifikasikan data adalah 0 dan 1. Instruksi yang ada harus ditulis
dalam urutan dan aturan dimana mereka harus ditmapilkan. Oleh karena itu,
apabila salah satu instruksi hilang karena terjadi kesalahan/kekuarang
telitian, seluruh instruksi harus dire-alokasi-kan untuk membuat ruang guna
menambahkan instruksi tersebut, dan ini berarti pengubahan lokasi data.
Assembly
Bahasa
assembly adalah low level language, yakni lebih dekat dengan kode mesin dari
pada bahasa yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karena
masih berorientasi mesin, membutuhkan programmmer yang memiliki pengetahuan mesin
secara baik. Transfer program bahasa mesin kemesin untuk type berbeda sering
sulit dan dalam beberapa kasus tidak mungkin. Programmer masih harus
mempelajari bahasa assembly untuk mesin yang berbeda.
High level language
Merupakan
suatu bahasa program atau suatu tata cara yang dapat digunakan untuk memberi
perintah/instruksi kepada komputer. Tata cara yang ada sangat mirip dengan tata
cara yang digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi. Dengan demikian, high
level language lebih mudah untuk dipelajari. Semua kalimat, kata ataupun aturan
yang ada didalam high level language, juga merupakan kalimat ataupun kata
ataupun aturan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis
high level language cukup banyak, seperti misalnya BASIC, COBOL, FORTRAN dan lain
sebagainya. Sama halnya dengan tatacara yang terdapat dalam bahasa assembly,
penulisan program dalam high level language juga harus diterjemahkan kedalam
bahasa mesin sebelum proses dilakukan. Program penterjemah disebuh compiler
atau interpreter. satu bahasa dan bahasa lainnya tidaklah sama, dan semuanya
memiliki aturan dan tatacara sendiri-sendiri.
BASIC
Bahasa
BASIC misalnya, susunan programnya selalu terdiri atas tiga hal, yaitu line
number, keyword dan body program. Dalam hal ini BASIC merupakan singkatan dari
Beginners All-purpose Symbolic Instruction Code. Basic menjadi sangat populer
karena dapat dibuat dengan cara yang ber-struktur ataupun tidak, disamping itu,
BASIC memiliki versi interpreter dan versi compiler. BASIC menjadi populer
seiring dengan hadirnya microcomputer, yaitu pada akhir 70-an. Demikian
populernya BASIC, sehingga banyak pabrik komputer PC pada saat itu yang membuat
BASIC dalam versi ROM (Read Only Memory) disamping versi interpreter ataupun
compiler.
COBOL
COBOL
yang merupakan singkatan dari Common Business Oriented Language. Bahasa ini
terbagi menjadi empat divisi, yaitu Identification Division, Environtment
Devision, Data Devision dan Prosedure Devision. Susunan bahasa ini sangat rapi
dan teliti sehingga menyerupai tulisan seorang manajer pada saat membuat
laporan ataupun seorang pengarang sedang membuat buku.
PASCAL
PASCAL
Programming Language juga merupakan suatu bahasa, dimana nama yang ada diambil
dari nama seorang ilmuawan Perancis yang sangat terkenal, yaitu Blaise Pascal.
Bahasa ini tersusun dengan pola struktur yang mengalir dari atas kebawah.
Disamping itu, sebuah program yang besar dapat dipecah-pecah dalam beberapa
modul program yang lebih kecil. Dengan demikian, bahasa ini dapat mendorong
seorang programmer untuk melihat sebuah persoalan secara logic.
Para
pengguna komputer berbasis Windows, kini menggunakan bahasa pemrograman
berbasis objek Bahasa pemrograman yang ditawarkan dengan banyak kemudahan ini,
menggunakan kosa kata yang cantik, yakni Visual, sehingga kita mengenal adanya
Delphi milik Borland, Visual C++, Visual Basic, atau Oracle, PowerBuilder,
Visual dBase, Visual Foxpro, untuk aplikasi database.
Visual Basic
Visual
Basic dari Microsoft Corporation, merupakan bahasa pemrograman yang secara
cepat dan mudah dapat digunakan untuk membuat aplikasi pada Microsoft Windows.
FoxPro
FoxPro
adalah sebuah Sistem Manajemen Database (Database Management System/ DBMS)
elektronik, yang membantu kita untuk mengumpulkan, mengambil dan menampilkan
data. Sedangkan Visual Foxpro sendiri adalah bahasa pemrograman visual yang
berorientasi pada obyek dan juga sebagai Sistem Manajemen Database Relasional
(RDBMS). Visual FoxPro mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dipunyai oleh
bahasa pemrograman lain.
Visual Foxpro 6.0
Visual
Foxpro 6.0 merupakan versi terbaru dari generasi FoxPro. FoxPro sendiri
merupakan perangkat lunak yang tidak hanya terbatas untuk membangun aplikasi
berbasis database, melainkan juga bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan
seperti membuat label surat misalnya.
Visual C++
Visual
C++ adalah bahasa pemrograman C++ versi Microsoft. Didasarkan pada bahasa C,
C++ adalah versi pembaharuan dari C yang mengambil bahasa C ke evolusi bahasa
pemrograman aras berikutnya - yang menyediakan pemrograman berorientasi objek.
Visual C++ adalah bahasa yang dikompilasi. Sebuah compiler C++ (bahasa
pemrograman C++ yang merupakan bagian dari Visual C++ kita) mengambil
instruksi-instruksi bahasa C++ dan menterjemahkannya ke dalam format yang dapat
dibaca komputer.
4. Utilitas/utility
Program
Utility berfungsi untuk membantu atau mengisi kekurangan / kelemahan dari
system operasi, misalnya PC Tools dapat melakukan perintah format sebagaimana
DOS, tapi PC Tools mampu memberikan keterang dan animasi yang bagus dalam proses
pemformatan. File yang telah dihapus oleh DOS tidak dapat dikembalikan lagi
tapi dengan program bantu hal ini dapat dilakukan.
Dan juga Program Utilitas, merupakan program
khusus yang berfungsi sebagai perangkat pemeliharaan komputer, seperti anti virus,
partisi hardisk, manajemen hardisk, dll. Contoh produk program utilitas :
Norton Utilities, PartitionMagic, McAfee, dll
• Teknis dan metode instalasi
software aplikasi
Komputer
belum bisa digunakan sebagaimana mestinya sebelum dilengkapi software aplikasi,
walaupun telah dilengkapi sistem operasi. Sebelum menginstal suatu sistem
aplikasi, sebaiknya tentukan terlebih dulu aplikasi apa dan bagaiman yang akan
diinstall. Dalam memilih sistem aplikasi, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
• Sistem apliasi tersebut sesuai
dengan kebutuhan
• Sistem aplikasi tersebut bisa
dioperasikan pada komputer yang dimiliki
• Sistem aplikasi tersebut mudah
pengoperasian dan instalasinya
• Sistem aplikasi tersebut memiliki
kompatibilitas data dengan sistem aplikasi lain yang sejenis sehingga
memungkinkan untuk dilakukan lintas data dengan sistem aplikasi lain.
Proses
instalasi setiap software membutuhkan suatu file yang bernama setup maupun
install. Kedua file tersebut mempunyai extention eksekusi (EXE). Selain file
tersebut, saat proses instalasi juga membutuhkan CD key/ serial number yang
biasanya tercantum dalam label cd atau pada salah satu file program yang akan
di install.
Adapun
cara-cara instalasi sistem aplikasi adalah sebagai berikut:
• AutoRun: program Setup (program
untuk menginstall) akan langsung jalan begitu CD program dimasukkan ke dalam CD
ROM.
• Menu Run : cara menginstal
menggunakan menu Run adalah sebagai berikut:
Klik Start, pilihlah Run, kemudian
keluar gambar seperti gambar di bawah:
Kotak
dialog Run
Klik Browse untuk mencari file
setup pada software yang akan diinstall
Pada look in pindahkan ke drive
dari master software bisa di hardisk maupun ke drive CD Rom
Kotak
dialog Browse Desktop
Misalkan seperti gambar di bawah :
Kotak Dialog
Browse My Computer
Klik folder dari drive CDROM yang
terdapat software Office 2003 kemudian klik open, keluar gambar seperti di
bawah ini:
Kotak
Dialog Browse CDROM
Klik SETUP kemudian klik Open
Kotak
dialog Run Office 2003
Klik OK, mulailah proses instalasi.
• Add/Remove Program: menu ini
digunakan untuk menambahkan/ menginstall software dan untuk menghapus program.
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut :
Untuk Windows XP, Klik Start, pilih
setting kemudian pilih control panel. Muncul kotak dialog sebagai berikut:
Control
Panel
Klik Add/ Remove Programs
Keluar kotak dialog Add or Remove
Program.
Add/Remove
Programs
Klik tombol Add New Program,
kemudian klik Add New Programs.
Klik tombol CD or Floppy.
Keluar kotak dialog Install Program
From Floppy or Disk, kliklah Next
Install
Program From Floppy Disk or CD-Rom
Tunggulah beberapa saat kemudian
kliklah Browse, kemudian carilah file seteup.exe atau install.exe seperti pada
cara menu Run di atas, setelah ketemu klik open. Kemudian klik Finish
Proses Instalasi dimulai
• Windows Explorer
Masukkan CD Installer ke dalam
CDROM. Pastikan di dalam CD Installer terdapat program yang akan diinstall.
Kliklah tombol Start. Arahkan
pointer ke program
Pilih dan kliklah Windows Explorer.
Muncul jendela Exploring (C). Atau kanan Start, pilih explorer.
Kliklah drive G: (drive CD ROM)
untuk melihat program yang ada di dalam CD Installer
Pilih dan klik gandalah folder
program yang akan diinstall pada panel sebelah kiri. Muncul sejumlah icon pada
panel sebelah kanan. Kemudian klik gandalah file setup.exe/ install.exe.
Proses Instalasi di mulai.
• Prompt DOS
Proses
instalasi sistem aplikasi pada DOS, instalasi dilakukan dengan memanggil
program setup sistem aplikasi tersebut dari DOS prompt. Program setup biasanya
ditandai dengan file INSTALL.EXE atau SETUP.EXE. Jika tidak ada file-file
tersebut, sebaiknya mengikuti petinjuk yang diberikan oleh pembuat sistem
aplikasi tersebut.
• Pemanfaatan aplikasi dalam
peningkatan kinerja system.
Ketika
kita bekerja dengan computer, kadang kala computer mengalami penurunan kinerja.
Hal ini bisa disebabkan oleh adanya file – file temporary yang tersimpan begitu
banyak. Atau mungkin juga karena adanya fragmentasi file dalam hard disc, hal
ini bisa di atasi dengan menjalankan aplikasi disk clean-up dan disk
defragmenter.
1. Disk Clean-Up.
Aplikasi
ini adalah aplikasi bawaan dari Ms. Windows, jadi kita tidak perlu melakukan
instalasi untuk menjalankan software ini. Kegunaan dari software ini adalah
untuk membersihkan file – file yang sudah tidak dibutuhkan lagi misalnya, file
temporary sisa dari proses instalasi atau sisa dari proses browsing internet
dan proses – proses yang lain.
Untuk
menjalankan aplikasi ini bs dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
- Klik start menu, kemudian klik
accessories, system tool, disk clean-up.
Select
Drive
- Setelah muncul kotak dialog select
drive, Untuk memilih drive yang akan diproses, klik pada combo box Drive lalu
klik tombol ok. Tunggu proses pendeteksian, sampai muncul kotak dialog di bawah
ini.
- Beri tanda centang pada file –
file yang akan di hapus, kemudian klik tombol OK untuk memulai proses. Klik yes
pada kotak dialog selanjutnya untuk memulai proses, atau klik NO untuk
membatalkan.
2. Disk defragmenter
Disk
defragmenter adalah aplikasi yang berguna untuk menata ulang file – file yang
mengalami fragmentasi selama computer bekerja. Fragmentasi tersebut akan
membuat system mengalami penurunan kinerja. Untuk menjalakan aplikasi ini ikuti
langkah – langkah berikut ini.
- Klik start menu, kemudian klik
accessories, system tool, disk defragmenter.
Disk
Defragmenter
- Klik pada drive yang muncul untuk
memilih drive mana yang akan di proses, setelah itu klik analyze untuk
melakukan analisa saja, atau klik defragment untuk langsung memulai proses
defragmenting.
- Proses ini mungkin membutuhkan
waktu yang cukup lama, bergantung seberapa prosentase fragmentasi yang dialami
oleh file – file dalam drive yang di pilih. Tunggu sampai kotak dialog
Defragmentation is complete muncul di layar monitor, yang menandakan proses
defragmentasi sudah selesai.
Sistem operasi merupakan sebuah penghubung antara pengguna dari komputer dengan perangkat keras komputer. Sebelum ada sistem operasi, orang hanya mengunakan komputer dengan menggunakan sinyal analog dan sinyal digital. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, pada saat ini terdapat berbagai sistem operasi dengan keunggulan masing-masing. Untuk lebih memahami system operasi maka sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu beberapa konsep dasar mengenai sistem operasi itu sendiri.
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN JADWAL PERAWATAN KOMPUTER
A. Perawatan Preventif
Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai ”perawatan yang direncanakan” atau ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal.
Laporan kerusakan atau kegagalan yang terjadi dapat dinalisis, dan tindakan perawatan korektif dapat dilakukan untuk menjamin agar tidak terulang kembali.
Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha perbaikannya melalui tahapan-tahapannya.
Perawatan prefentif mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan mencegah kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum mungkin.
2. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk yang berkualitas tinggi.
3. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.
4. Menjamin keselamatan pekerja.
5. Menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum.
6. Mencapai esmua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis.
B. Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada Perawatan Preventif
Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif adalah:
1. inspeksi,
2. pelumasan,
3. perencanaan dan penjadwalan,
4. pencatatan dan analisis,
5. latihan bagi tenaga perawatan, serta
6. penyimpanan suku cadang.
1. Inspeksi
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang.
Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua macam:
a. Kategori mesin yang penting.
Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya terhadap jalannya produksi secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu yang lama untuk memperbaikinya. Untuk itu perlu diberikan penekanan yang lebih kepada inspeksi mesin-mesin tersebut.
b. Kategori mesin biasa.
Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya produksi.
2. Pelumasan
Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.
3. Perencanaan dan Penjadwalan
Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap
setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya. Suatu contoh bagan untuk jadwal perawatan preventif bisa dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Contoh Chart untuk Jadwal Perawatan Preventif
4. Pencatatan dan Analisis
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah:
a. Buku manual operasi.
b. Manual instruksi perawatan.
c. Kartu riwayat mesin.
d. Daftar permintaan suku cadang.
e. Kartu inspeksi.
f. Catatan kegiatan harian.
g. Catatan kerusakan, dan lain-lain.
h. Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi.
i. Mengetahui tingkat kehandalan mesin.
j. Menentukan umur mesin.
k. Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan.
l. Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.
m. Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan pengalaman masa lalu.
5. Latihan Bagi Tenaga Perawatan
Untuk berhasilnya program perawatan preventif dengan baik, perlu adanya latihan yang mendasar bagi tenaga perawatan. Baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang sistematis.
6. Penyimpanan Suku Cadang
Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. Namun demikian berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang benar-benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran.
C. Keuntungan-keuntungan dari Perawatan Preventif
1. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.
2. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan.
3. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
4. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
5. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu.
6. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.
D. Prosedur Pelaksanaan Perawatan Preventif
1. Pekerjaan perawatan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor yang aman dan menguntungkan. Berikut ini adalah suatu contoh prosedur yang dapat dipakai untuk melakukan perawatan pada mesin.
2. Perawatan harian dapat dilakukan oleh operatornya sendiri. Sebelum mulai bekerja pada mesin, terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan pelumasan terhadap mesin yang akan dipakainya. Untuk pelaksanaan ini, industri mengeluarkan
instruksi yang ditujukan kepada para operator untuk melakukan perawatan mesin. Instruksi ini harus ditaati dengan sungguh-sungguh.
3. Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani oleh tenaga perawatan yang sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut. Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan berdasarkan pengalaman terdahulu untuk mempercepat keterangannya. Dalam hal ini instruksi pengoperasian mesin harus diikuti dengan benar oleh operator. Adanya kejadian yang tidak normal atau kelainan- kelainan yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada tenaga perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan harus segera dilakukan, jangan sampai menunda waktu.
4. Setiap sistem perawatan preventif memerlukan sarana pencatatan berupa kartu-kartu dan formulir. Banyaknya formulir yang dibutuhkan tergantung pada sistem aktivitas perawatan yang dilakukan di industri. Berikut ini adalah keterangan lengkap dari berbagai bentuk formulir dan prosedur penggunaannya.
E. Sistem Perawatan Preventif
Program perawatan preventif ini mempunyai tujuan utama, yaitu: • Inspeksi secara periodik pada mesin-mesin, pembangkit tenaga, dan bangunan-bangunan. Frekuensi inspeksi ditentukan berdasarkan pengalaman, dan pada peralatan yang baru dilakukan oleh pembuat rekomendasinya.
Laporan kerusakan atau kegagalan yang terjadi dapat dinalisis, dan tindakan perawatan korektif dapat dilakukan untuk menjamin agar tidak terulang kembali.
Setiap sistem perawatan preventif memerlukan sarana pencatatan berupa kartu- kartu dan formulir. Banyaknya formulir yang dibutuhkan tergantung pada sistem aktivitas perawatan yang dilakukan di industri. Berikut ini adalah keterangan lengkap dari berbagai bentuk formulir dan prosedur penggunaannya.
1. Order Inspeksi
Gambar 2 menunjukkan contoh order inspeksi. Bagian yang diperiksa dapat diberi keterangan : B (baik), C (cukup), atau K (kurang). Setelah pemeriksa mencek semua bagian komponen yang ada pada daftar menurut prosedurnya, kemudian alat di masukkan ke bagian perbaikan umum dan dicatat tanggal inspeksinya. Pada sisi sebaliknya dari kartu tersedia ruang untuk catatan mengenai penyetelan atau perbaikan yang dilakukan pada waktu pemeriksaan ataupun keterangan yang berkaitan dengan inspeksi peralatan. Keterangan-keterangan itu diperlukan untuk menambah data
historis/riwayat peralatan. Kartu order disimpan disimpan oleh departemen perawatan dan diarsipkan per bulan.
Gambar 2. Kartu order inspeksi
Pekerjaan rutin yang diperlukan dalam inspeksi perawatan preventif adalah sebagai berikut:
a. Pada setiap awal bulan, order inspeksi ditarik dari arsipnya. Sejumlah unit dicatat pada lembar kontrol sebagai pekerjaan inspeksi yang dijadwalkan. Setelah dicatat, kartu kontrol tersebut dikirim ke departemen (lihat gambar 2).
b. Semua order inspeksi dikembalikan ke bagian pencatatan setelah pemeriksaan dilakukan, hasilnya dicatat pada lembar kontrol, kemudian ditunjukkan bahwa inspeksi yang dijadwalkan telah diselesaikan.
c. Sejumlah order inspeksi unit yang dikembalikan bersama lembar pekerjaan dicek penyelesaiannya pada lembar kontrol dan dicatat dalam kolom hasil pekerjaan. Apabila semua pekerjaan telah selesai, maka lembaran-lembaran pekerjaan diserahkan kembali ke bagian pencatatan.
d. Dari hasil catatan pada lembar kontrol tersebut kini dapat dipersiapkan untuk laporan perawatan preventif setiap bulan. (gambar 3).
e. Lembar kontrol yang baru dimulai setiap bulan. Untuk lembar-lembar kontrol yang tidak lengkap perlu diberi tanda agar tidak diproses sebagai pekerjaan inspeksi yang terjadwal.
f. Order-order inspeksi yang telah selesai, diarsipkan dengan persetujuan departemen untuk dilakukan inspeksi kembali pada bulan berikutnya.
Inspeksi rutin yang dilakukan oleh departemen produksi dapat dilaksanakan dengan prosedur yang berbeda.
a. Setelah menerima order inspeksi dari bagian pencatatan perawatan preventif, kepala departemen produksi menugaskan seorang stafnya untuk melakukan inspeksi yang dibutuhkan oleh departemen perawatan.
b. Petugas inspeksi menggunakan kartu order inspeksi sebagai pedoman dalam melakukan inspeksi. Order inspeksi yang telah selesai di kembalikan ke departemen perawatan.
c. Lembar pekerjaan disiapkan oleh departemen perawatan apabila bagian-bagian yang diinspeksi dinyatakan "kurang". Lembar pekerjaan untuk perawatan preventif dilampirkan pada order inspeksi dan kemajuan dicatat oleh departemen perawatan.setelah itu hasilnya dicatat pada lembar kontrol, dan lembar pekerjaan dikirim ke perencana.
d. Apabila pekerjaan inspeksi membutuhkan keahlian khusus, kemampuan teknis, maka lembar pekerjaannya disiapkan oleh yang berwenang dan diajukan dengan order inspeksi kepada perencana. Kemudian lembar pekerjaan ditangani melalui prosedur seperti biasa. Setelah pekerjaan inspeksi dilakukan, kartu tersebut dikembalikan kepada perencananya.
2. Catatan Historis Peralatan
Data yang dikumpulkan pada unit-unit peralatan sangat diperlukan oleh departemen perawatan. Selembar kartu disiapkan untuk memilih unit-unit, pekerjaan dan biaya material yang dihimpun. Kartu catatan ini menunjukkan pekerjaan inspeksi yang dilakukan setiap bulan. Pekerjaan pada unit-unit perlu dicatat, tanggal pengerjaan, rencana pekerjaan yang mencakup daftar komponen yang akan diganti, dan suatu pengamatan yang dapat menunjukkan suatu nilai.
3. Laporan Kerusakan
Bagian perawatan perlu memperhatikan mengenai adanya laporan kerusakan, dan perlu mengadakan penelitian untuk mengambil tindakan korektif yang dapat menjamin agar tidak terjadi kerusakan lagi. Bila kerusakan banyak atau sering terjadi, dapat menimbulkan kemacetan dan menganggu kegiatan produksi.
Gambar 3, menunjukkan contoh laporan kerusakan yang dibuat pada lembar pekerjaan.
Gambar 3. Laporan kerusakan
Bila terjadi kerusakan mendadak, bisa dilakukan prosedur berikut ini:
a. Kepala bagian perawatan atau pengawas dihubungi, dan dijelaskan mengenai adanya kerusakan yang terjadi mendadak itu.
b. Membuat lembaran pekerjaan (job sheet) rangkap empat, sementara perbaikan segera dilakukan.
c. Pengawas menerima salinan lembar pekerjaan no. 1, 2 dan 3. 4. Sebagai kelengkapannya, salinan pekerjaan no. 4 diserahkan kepada Kepala Bagian Teknik dan Perawatan untuk segera dilakukan perbaikan secepat mungkin.
d. Laporan kerusakan ini ditinjau kembali oleh Departemen Teknik dan Perawatan, dimana perhatian khusus perlu diberikan pada 'perawatan korektif' berdasarkan pengusulan pertama. Setelah hasil pekerjaan perbaikan dicek, 'OK' atau 'tidak
memuaskan', maka tindakan berikutnya perlu dilakukan pada perawatan korektif yang dibutuhkan.
e. Setelah ditinjau kembali oleh bagian pencatatan perawatan preventif, laporan tersebut diarsip untuk digunakan dalam penyusunan laporan bulanan.
4. Analisis Kerusakan
Analisis kerusakan ini disiapkan secara bulanan oleh bagian pencatatan perawatan preventif. Laporan kerusakan adalah sebagai sumber yang mendasari dalam mempersiapkan laporan ini. Salinan laporan masing-masing diserahkan kepada manajer pabrik, manajer departemen produksi, manajer teknik dan perawatan, dan satu salinan diberikan kepada Seksi Teknik Perawatan sebagai laporan bulanan inspeksi perawatan preventif. Distribusi laporan ini dilakukan sepuluh hari sebelum bulan berikutnya. Suatu contoh laporan analisis kerusakan ditunjukkan oleh Gambar 4.
Dibagian bawah pada akhir halaman setiap laporan analisis kerusakan perlu dicatat adanya waktu yang hilang atau 'kerugian waktu' dan 'kerugian produksi' total dari masing- masing departemen. Kemudian dari setiap departemen tersebut dijumlahkan lagi dengan keadaan pada bulan-bulan berikutnya, sehingga dapat diketahui total akumulatif untuk selama satu tahun fiskal.
Gambar 5. Contoh laporan analisis kerusakan
F. Kontrol dan Evaluasi Perawatan Preventif
Program perawatan preventif perlu dikoordinasikan untuk mempermudah pengontrolan dan evaluasinya pada setiap waktu. Tugas pengontrolan dan evaluasi ini menuntut tanggung jawab dengan pembagian yang jelas di antara kedua departemen, yaitu produksi dan perawatan.
Bagaimanapun baiknya suatu program direncanakan, hanya dapat efektif apabila dijalankan oleh para personil yang berpengetahuan dan sangat teliti. Dalam hal ini
manajer perawatan mengetahui jelas bagaimana program tersebut harus dilaksanakan, apa hasilnya, dan bagaimana efektivitasnya.
Untuk melaksanakan pengontrolan program perawatan preventif ini, maka perlu diadakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Perawatan Preventif Secara Periodik
Disamping adanya pemeriksaan kerusakan setiap minggu, perlu diambil kebijaksanaan untuk meninjau seluruh program perawatan preventif tiap setengah tahun sekali. Pada dasarnya, peninjauan program ini mencakup beberapa hal yaitu :
a. Peninjauan pada seluruh catatan, termasuk kartu-kartu order inspeksi dan kartu historis peralatan.
b. Peninjauan biaya perbaikan.
c. Peninjauan 'kerugian produksi' karena adanya pekerjaan perawatan.
d. Peninjauan untuk jaminan order pekerjaan perbaikan dan pengaturan kembali mengenai prioritas kerja yang diutamakan.
e. Peninjauan terhadap alternatif apa yang didahulukan atau dijadwalkan terlebih dahulu, 'penggantian' atau 'pembongkaran'.
2. Tinjauan Laporan
Tinjauan laporan ini termasuk kegiatan pokok dalam inspeksi perawatan preventif bulanan. Laporan ini perlu disiapkan seefektif mungkin, karena merupakan alat manajemen dalam mengungkapkan pelaksanaan program perawatan. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu ditinjau dalam laporan bulanan.
a. Banyaknya inspeksi yang tidak sesuai.
Apabila ada beberapa pekerjaan inspeksi yang tidak selesai, ini menunjukkan kurangnya prioritas yang diberikan pada perawatan preventif. Dalam keadaan ini diperlukan bantuan dari departemen perawatan untuk pelaksanaan inspeksinya, terutama pada unit-unit yang tidak terawasi. Menurut ketentuan, banyaknya inspeksi yang tidak terselesaikan ini maksimum hanya diperbolehkan 10 persen dari inspeksi yang telah dijadwalkan.
b. Banyaknya pekerjaan yang berhasil
Selama peran inspeksi sebagai kekuatan dalam program perawatan preventif, maka banyaknya pekerjaan inspeksi yang dapat diselesaikan menunjukkan
keberhasilan inspeksi yang dilakukan. Pada umumnya, melalui inspeksi ini dapat dicapai hasil kerja antara sekitar 20 sampai 30 persen dari banyaknya pekerjaan yang harus diinspeksi, dan hal ini disebut sebagai faktor 'R'. Apabila frekuensi yang dilakukan itu tepat, maka faktor 'R' yang terjadi pada program perawatan tersebut cukup konstan dan baik hasilnya. Kalau terjadi ketidaktepatan (fluktuasi) secara drastis pada hasil pekerjaan, maka perlu diadakan penelitian untuk mencari penyebabnya. Pekerjaan inspeksi ini harus diselesaikan dalam bulan yang sedang berlangsung.
c. Pekerjaan yang tidak selesai
Seharusnya jangan sampai terjadi adanya pekerjaan yang tidak selesai setiap bulannya. Kalaupun ada, maka kejadian tersebut dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
Pekerjaan perbaikan harus dilaporkan paling lambat pada bulan penyelesaiannya. Apabila hasil pekerjaan yang segera dilaporkan masih belum selesai sampai akhir bulan, maka dapat diatasi dengan meningkatkan program perencanaan dan penjadwalannya.
d. Banyaknya kemacetan.
Kelebihan waktu terjadinya kemacetan ini harus dikurangi. Apabila terjadi pertambahan waktu, maka harus segera dilakukan pemeriksaan. Walaupun jumlah kerusakan yang terjadi sangat kecil, kondisi ini tetap perlu dilaporkan. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan laporan.
• Periksa adanya kehilangan waktu dan kerugian produksi untuk dibandingkan dengan yang terjadi pada bulan sebelumnya.
• Apakah terjadi kerusakan yang berulang? Kalau ada, perlu diadakan penganalisisan dan perencanaan untuk tindakan korektifnya.
• Apakah deskripsi kerusakan cukup menunjang untuk referensi berikutnya?
• Tiap data kerusakan harus dimasukkan pada daftar perawatan korektif.
• Apakah pengusulan perawatan korektif dapat dilaksanakan? Lembar pekerjaan dapat disiapkan pada akhir bulan yang bersangkutan.
3. Evaluasi Analitis
Metode yang efektif dalam mengevaluasi perawatan preventif adalah dengan pendekatan secara analitis. Pada dasarnya evaluasi ini melibatkan hubungan rangkaian
inspeksi yang diselesaikan, banyaknya hasil pekerjaan, dan banyaknya kerusakan. Dalam mengevaluasi program perawatan preventif, dapat menggunakan dua rumus berikut ini:
Inspeksi yang tidak selesai x 100% 10% (maksimum) Inspeksi yang dijadw alka n
Hasil Pekerjaan x 100% 20% sampai 30% Inspeksi yang diselesaik an
Efektifitas perawatan preventif dapat direfleksikan dalam kemampuan merencana dan menjadwalkan pekerjaan perawatan. Pembuatan jadwal ini bergantung pada efektivitas jadwal produksi, program perawatan preventif dan perencanaannya.
Efektivitas perencanaan dapat direfleksikan dalam kemampuan jadwal berdasarkan perkiraan kebutuhan pekerjaan yang disusun menurut ramalan mingguan.
Kemampuan jadwal dapat dihitung dengan rumus ini:
Total jam yang diramalkan x 100% persentase kemampuan
Total jam yang dilaksanak an
Apabila presentase kemampuan ini digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan cenderung menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan. Kecendrungan ini dapat meningkat atau bisa stabil di atas 80%. Kalau tidak, maka penelitian harus dilakukan untuk mencari adanya pengaruh yang dapat menghambat jadwal operasi.
Pengawas, apakah ia seorang produksi yang berkualifikasi atau orang yang berpengalaman dalam bidang mekanik, adalah tulang punggung dari program perawatan preventif. Ia harus mampu mendiagnosa kondisi peralatan dan menentukan tindakan apakah yang harus diulakukan untuk menjamin pengoperasiannya. Kecermatan dari para pengawas, pengelola dan pelaksana perbaikan, dapat menentukan berapa besar ketergantungan departemen produksi pada program perawatan preventif.
G. Perawatan Korektif
Perawatan korektif adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaitan ini perlu
dipelajari penyebabnya-penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi.
Pada umumnya usaha untuk mengatasi kerusakan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. merubah proses
2. merancang kembali komponen yang gagal
3. mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik
4. meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi.
5. Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.
6. Perawatan korektif tidak dapat menghilangkan semua kerusakan, karena bagaimanapun juga suatu alat atau mesin-mesin yang dipakai lambat laun akan rusak. Namun demikian, dengan adanya tindakan perbaikan yang memadai akan dapat membatasi terjadinya kerusakan.
7. Dalam pelaksanaan kerjanya, untuk mengatasi kerusakan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan adalah tanggung jawab bersama dari bagian teknik, produksi dan perawatan. Secara umum, pengelolaan dan pengkoordinasian untuk penerapan program perawatan preventif adalah tanggung jawab manajer teknik dan perawatan.
Urutan prosedur untuk pelaksanaan perawatan korektif adalah sebagai berikut:
1. Bagian pengoperasian membuat laporan kerusakan dengan deskripsi mengenai perawatan korektif yang diperlukan.
2. Sebagai penanggung jawab pengelolaan dan pengkoordinasian fungsi perawatan preventif, manajer teknik dan perawatan menerima serta memeriksa semua laporan kerusakan. Sementara itu, aspek dari perawatan korektif perlu mendapat perhatian dari bagian teknik dan perawatan.
3. Laporan kerusakan diarsip oleh departemen untuk dikonsultasikan dengan manajer departemen secara khusus.
4. Setelah perencanaan dan penjadwalannya disetujui bersama oleh perencana dan manajer departemen, kemudian langkah selanjutnya adalah mengkoordinasikan pelaksanan perawatan korektif yang mencakup persiapan lembar kerja yang diperlukan, dan apabila dibutuhkan menentukan pula prioritas tugas pada pekerjaan.
5. Pada akhir bulan, laporan analisis kerusakan bulanan harus dibuat dan didistribusikan sepuluh hari sebelum bulan berikutnya.
No comments:
Post a Comment